Sunyi Tapi Berisik

--

Tatapan nyalang mengedar ke mana-mana. Aku selalu menerka apa yang salah. Ruangan ini mestinya tenang — masing-masing raga ada pada pikirannya. Tapi nyatanya yang diterka tak selalu benar.

Aku masih mencari, bagian mana yang berisik. Raga mana yang berontak. Jiwa mana yang meraung. Pikiran siapa yang menguap. Mataku makin memburu. Namun, sekuat apapun mencari, segiat apapun menelisik, sebiji jawaban juga tidak sudi mampir sebab ternyata,

Aku yang berisik,

Ragaku yang berontak,

Jiwaku yang meraung,

Pikiranku yang menguap,

Membaur menjadi kesatuan yang disebut kacau.

Jangan disalahkan sebab nalurinya yang membuat dirinya sedemikian rupa. Jangan dibenarkan sebab terkadang nalurinya juga keliru.

Cukup berikan kehangatan pada raganya,

Ketenangan pada jiwanya, dan

Terima semua carutan pikirannya.

--

--